Jumat, 02 November 2018

Struktur Kepribadian Manusia


Struktur kepribadian terdiri dari tiga sistem yaitu id  (das es), ego  (das ich),dan super ego  ( das ueber ich).  Sigmund Freud lahir di Moravia, 6 Mei 1856. Freud adalah psikolog pertama yang menyelidiki aspek ketidaksadaran dalam jiwa manusia. Freud mengibaratkan kesadaran manusia sebagai gunung es, sedikit yang terlihat di permukaan adalah menunjukkan kesadaran, sedangkan bagian tidak terlihat yang lebih besar menunjukkan aspek ketidaksadaran. Dalam daerah ketidaksadaran yang sangat luas ini ditemukan dorongan-dorongan, nafsu-nafsu, ide-ide, dan perasaan-perasaan yang ditekan. Penekanan Freud pada aspek ketidaksadaran yang letaknya lebih dalam daripada aspek kesadaran tersebut membuat aliran psikologi yang disusun atas dasar penyelidikannya itu disebut ‘psikologi dalam’ (Sujanto, 1980: 62).

1.     ID
Id adalah bagian paling orisinil dalam kepribadian dan bawaan seseorang semenjak ia lahir. Id merupakan aspek biologis berupa sistem asli dalam kepribadian, di mana dari sini aspek kepribadian yang lain tumbuh.
“ an unconcious mentality which we designated as the id “ (Freud,1961 :12)
Id berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir dan menjadi pedoman id dalam berfungsi untuk menghindari dari ketidakenakan dan mengejar kenikmatan. Id bekerja berdasarkan prinsip kenikmatan (pleasure principle).
“ It operares according the pleasure principle, which is particularly simple to define ; the id pursues pleaseure and avoids pain “ (Pervin, 2005 : 85 )

Id akan menanggulangi peningkatan energi negatif atau tidak menyenangkan (tingkat tegangan organisme meningkat) akibat dari proses internal dan eksternal. Id akan bekerja sedemikian rupa untuk menghentikan tegangan dan mengembalikan organisme pada tingkat rendah dan konstan serta menyenangkan. Jika pemenuhan Id terlambat akan menimbulkan konfilik berupa rasa gelisah, sakit, dan perasaan tidak menyenangkan.

2.     Ego
Merupakan aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan infividu untuk berhubungan baik dengan dunia nyata. Ego berguna untuk membantu manusia mengadakan kontak dengan realitas, dia memenuhi kebuuhan organisme berdasar objek yang sesuai. Ego merupakan aspek ekskutif kepribadian karena mengontrol cara manusia untuk memebugu kebutuhannya. Dalam menjalankan fungsinya, ego bekerja menurut prinsip realitas. 

The ego function is to express and satisfy the desires of the od in accordance with two things :  opportunities and constraints that exist in the real word “ (Pervin, 2005 : 85 )
 
Dalam berfungsinya sering kali ego berguna untuk mempersatukan pertentangan-pertentangan antara id dan super ego. Seperti yang diungkapkan Boeree dalam teorinya mengenai personalisasi, “Jadi, ego merepresentasikan kenyataan, dan sampai tingkat tertentu, juga merepresentasikan akal” (2007: 38). Meskipun begitu, ego merupakan bagian id yang terorganisasi hadir untuk memajukan tujuan-tujuan id dan bukan untuk mengecewakannya. Ego tidak terpisah dari id dan tidak pernah bebas sama sekali dari id. Peranan utamanya adalah menengahi kebutuhan-kebutuhan instingtif dari organisme dan kebutuhan lingkungan sekitarnya, dimana tujuannya adalah mempertahankan kehidupan individu dan memperhatikan bahwa spesies dikembangbiakkan.
Ketika id terlalu berbahaya atau mengancam, maka ego akan membentuk sebuah mekanisme pertahanan. Calvin S. Hall dalam bukunya A Primer of Freudian Psychology (1954: 85-86) menyebutkan beberapa bentuk mekanisme pertahanan (mechanism of defence) yang dibentuk oleh ego, yakni diantaranya adalah,
a.       Penyangkalan
Merupakan mekanisme penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan, bertindak seolah-olah peristiwa hal yang tidak menyenangkan ataupun perasan yang menyakitkan itu tidak ada. Mekanisme ini merupakan salah satu mekanisme pertahanan diri yang dasar pada manusia.
b.      Sublimasi
Merupakan mekanisme pertahanan yang paling positif, cara bekerjanya adalah mengubah berbagai impuls yang tidak diterima secara sosial seperti seks, agresifitas, kecemasan ataupun bentuk lainya, ke dalam bentuk-bentuk yang bisa diterima secara sosial.
c.       Represi
Mekanisme dimana seseorang menyingkirkan keinginan, kehendak, ataupun sesuatu yang menganggu dirinya ke dalam alam bawah sadar. Secara tidak sadar seseorang akan menekan pikiran menyedihkan ataupun kekecewaan ke alam bawah sadar. Represi yang terus menerus akan menjadi tumpukan kesedihan dan kekecewaan sehingga menjadi “kompleks terdesak”. Kompleks terdesak adalah sekumpulan gerak hati dan dorongan-dorongan yang tidak diterima atau dipenuhi dan yang kemudian ditekan ke alam bawah sadar.
Menurut Freud, represi merupakan mekanisme pertahanan yang penting dalam terjadinya neurosis. Neurosis, sering disebut juga psikoneurosis, adalah istilah umum yang merujuk pada ketidakseimbangan mental yang menyebabkan stress, tapi tidak memengaruhi pemikiran rasional.
d.      Proyeksi
Mekanisme seseorang untuk melindung dirinya dari kesadaran akan tabiat-tabiatnya sendiri yang kurang baik, dengan menuduhkannya kepada orang lain.
Dengan kata lain, proyeksi merupakan usaha untuk menyalahkan orang lain mengenai kegagalannya dan kesulitannya.
e.       Pemindahan
Mekanisme memindahkan emosi yang tertahan ke hal-hal lain, baik itu objek benda, ataupun objek orang lain.
f.        Rasionalisasi
Upaya untuk membuktikan bahwa perilakunya merupakan sesuatu yang masuk akal, dapat dibenarkan, dapat disetujui, dapat diterima oleh dirinya sendiri dan orang lain.
g.      Pembentukan reaksi
Reaksi formasi atau penyusunan reaksi mencegah keinginan yang berbahaya baik yang diekspresikan dengan cara melebih-lebihkan sikap dan prilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai rintangan untuk dilakukannya.
h.      Fantasi
Mekanisme untuk membayangkan sesuatu yang indah untuk memberikan pelarian dari kenyataan, dengan kepuasan diperoleh dan pencapaian2 kenikmatan yang bersifat khayal.
3.      Super Ego
Super ego merupakan aspek sosiologis dan aspek moral dari kepribadian seseorang (Taufik, 2009: 9). Super ego merupakan rambu-rambu atau penjaga yang menjadi petunjuk individu bertingkah laku dalam usahanya memenuhi kebutuhan Id. Superego dibentuk melalui jalan internalisasi, artinya superego adalah wakil dari nilai-nilai tradisionil, serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan orang tua kepada anaknya, yang diisi oleh berbagai perintah-perintah dan larangan
“In marked contrast to
the id is the superego which represents the moral branch of our
functioning” (Pervin, 2005: 85).
Fungsi pokok super ego adalah merintangi dorongan id terutama dorongan seksual dan agresif yang ditentang oleh masyarakat. Mendorong ego untuk lebih mengejar hal-hal yang moralistis daripada realistis, dan mengejar kesempurnaan. Semakin terbentuknya superego ini maka kontrol terhadap tingkah laku seseorang menjadi semakin kuat.
“The Superego is the representative in the personality of the
traditional values and ideals of society as they are handed down
from parents to children” (Hall, 1954: 34).

 Sumber : 
1.  http://deebacalah.blogspot.com/2014/01/7-mekanisme-pertahan-diri-menurut.html
2. Dewiana, Rizki Adinda, 2011, ANALISIS TRAUMA DAN DENDAM HANNIBAL LECTER DALAM NOVEL HANNIBAL RISING KARYA THOMAS HARRIS, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, Semarang
3. Sunaryo, 2004, Psikologi Untuk Keperawatan, Penerbit buku kedokteran, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Korek Api

Gelap Hitam Ku cari korek api Di setiap sudut rumah Ia menghilang Padahal kurasa tadi ada Di dekatku Di jangkauanku Kenapa ...