Derai tawa yang menghilang
Menjadi upacara atas
kembalinya sang penguasa
Ia yang menyeramkan
itu muncul
membawa scyte besar
tumpul yang siap memukul
Sial
Aku tak siap
Aku masih memegang
erat angan dan harapan itu
Air mataku jatuh
memohon agar ia mengurungkan
niat
Tapi,
Ia dilahirkan tanpa belas kasihan
Tanpa bisa untuk
mundur
Tanpa bisa untuk
berbelok
Hanya maju dan memukul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar