Rabu, 31 Oktober 2018

Pesan Untuk Pembaca (Awal Mula)

Sejak semuanya kurasa berakhir, aku memutuskan untuk kembali memulai menulis. Kembali mengisi ruang-ruang di blog-ku yang kosong dengan bait puisi sederhana ataupun tulisan keresahanku. Menuangkan emosi masa kritisku yang membebani menjadi untaian kata yang kuusahakan menggugah hati namun terkadang tidak berarti dan berhubungan antar bait, kalimat, ataupun paragraf.
Sebenarnya aku malu untuk memublikasikan karyaku karena kusadar bahwa aku tidak pandai membuat puisi ataupun membuat tulisan yang memiliki makna. Namun disini aku mencoba untuk tidak memperdulikan perihal opini jutaan manusia di luar sana. Karena cuma ini yang bisa menenangkan batinku dari kegundahanku.
Membuat karya tulis sungguh mengobatiku, perihal banyaknya beban yang tergantung pada hidupku. Aku sebagai manusia yang mencinta, aku sebagai manusia yang menghamba, aku sebagai manusia yang bertanggungjawab terhadap diriku serta keluargaku, aku sebagai manusia yang memilih bertanggung jawab terhadap mereka yang menaruh kepercayaan terhadapku.Membuat urat orakku lembur bekerja selama 22 jam sehari. Menghilangkan senyum lepas yang dulu selalu bisa untuk ku sunggingkan.
Aku berharap utuk siapapun yang membaca tulisan-tulisanku.Mari kita berbincang tanpa harus mencela, membagi kisah hidup tanpa harus membandingkan, bicara lepas melepas penat dari kenyataan dunia yang mengecewakan. Aku disini dan aku coba mengerti


Tasikmalaya, 01 November 2018,
Berlari dan ternyata malah tenggelam

Menyerah

Dunia tanpa suara
Dimana raga hanya nyata tanpa makna
Sunyi, cekam, menyiksa
Jutaan manusia berebut kehilangan nyawa
Dicambuk sabit hitam tanpa rupa
Walaupun harus dibalut magma
Dan tenggelam di lautan bara
Tak apa harus menanggung lara
Asal nada kembali nyata

Sang, 31 OCT 2018

Selasa, 30 Oktober 2018

Pupus


Jejak batas antara harapan dan kenyataan
Terbentang luas bagai samudera  bintang
Mengabrasi bibir-bibir angan
Terkoyak, terjatuh, dan hilang

Jutaan cahaya jarak antara saturnus dan venus
Senada dengan takdir yang tertuang antara kita
Tak tergapai walaupun bentang tangan dipaksa meluas
Melebar dan memanjang hingga luka

Bimasakti dan Andromeda duduk bersebelahan
Tapi tak saling menyapa
Hanya senyum tersungging
Karena sadar cerita telah usai


Sang Hyang, 30 Oct 2018

Korek Api

Gelap Hitam Ku cari korek api Di setiap sudut rumah Ia menghilang Padahal kurasa tadi ada Di dekatku Di jangkauanku Kenapa ...